Terpuaskan sudah keingintahuan dan rasa penasaranku dengan film yang dibintangi Matt Damon sebagai Mark Watney--seorang astronot yang harus berjuang hidup sendiri di Planet Merah setelah dianggap tewas dalam misi di planet Mars. Kisahnya sangat sederhana dan bisa dianggap linear bahkan sudah bisa menebak akhir kisahnya, namun film sains fiksi (yang bobot sainsnya lebih berat tinimbang fiksinya!!!) ini tetap memikat dan memukau. Saya tak bisa bilang apakah karena memang novel asli karya Andy Weir memang dari sononya sudah hebat, ataukah penulis skrip film ini *hiks entah siapa* jauh lebih hebat lagi, ataukah karena sang sutradara~Ridley Scott~yg terkenal mementingkan detil di balik film ini, ataukah karena efek spesialnya. Hmmm, semuanya punya andil. Namun, saya melihat bahwa "The Martian" tidak akan enak dinikmati jika Matt Damon tak bisa menarik.simpati dan empati penonton. Bagaimana tidak. Bayangkan, dia harus memerankan tokoh yang terdampar sendirian di planet jutaan kilometer jaraknya dari bumi! Untung saja, cara dia berekspresi, bernarasi, bercanda dalam membawakan kisah Mark Watney ini sungguh sederhana dan lugas. Dia Matt/Mark sangat lovable sebagai ahli botani yang seharusnya 'gila' secara psikologis karena harus menghadapi cobaan yang tak terbayangkan. Untunglah, gaya dia berlakon pun sangat meyakinkan. Vlog vlog yang dia buat sebagai cara berkomunikasi pun penuh dengan.nuansa haru, sedih, ceria, dan nakal. Ya, Mark Watney adalah sosok astronot yang pantas terpilih utk misi Mars. Daaaaaannnnn....Matt Damon pas sekali membawakannya sebagai sosok yang "believable".
Tak rugi kurogoh 16.000 won untuk menikmati petualangan menegangkan, penuh pembelajaran, namun simpel ini. Dengan IMAX plus 3D, semuanya semakin terasa megah, namun lagi-lagi penuh kesederhanaan~terutama dari segi penceritaan.
Sempat terpikir, jika saja Mark Watney benar-benar meninggal, maka semuanya akan mudah. Titik. Rekan kru yang menganggap dia meninggal, akan bisa dengan tenang kembali ke bumi. Para pegawai dan jajaran orang penting di NASA tak akan kelimpungan. Semua akan biasa. Namun, dengan tetap bertahannya Mark di Planet Merah selama berbulan-bulan sertamerta menelurkan sosok-sosok kreatif dan cerdas dan bertanggung jawab dalam menghadapi masalah.
Yang unik dalam film.ini adalah bahwa watak orang atau karakter yang dimunculkan bukan putih dan hitam, tak ada protagonis dan antagonis yang sudah terlalu biasa dalam sebuah film. Namun, semuanya wajar....ya ...seperti hidup kita bila kita melihat dari permukaan. Hmmm...mungkin karena....yg penting dalam film ini adalah bagaimana umat manusia punya insting bersatu menyelamatkan manusia lain dalam musibah. Musibah apa? Lagi-lagi inilah yg bikin saya salut menikmati film ini dengan kusyuk: tak lain karena "benang merah" film ini adalah "gimana bawa si Mark balik bumi"! Titik!
Saya terharu dan dengan deg-degan...regang tangan....dan tahan nafas....ikut....serasa ikut dalam petualangan Matt Watney ini.
No comments:
Post a Comment